Kamis, 05 Januari 2017

Tugas Arsitektur dan Lingkungan (Arsitektur Berkelanjutan, Bangunan Ramah Lingkungan, dan Kota Berwawasan Lingkungan)

ARSITEKTUR BERKELANJUTAN 

Arsitektur berkelanjutan adalah arsitektur yang memberikan kontribusi terbesar terhadap pemanasan global (global warming).Data ASEAN Center for Energy (ACE), 48% pemanasan glbal dihasilkan oleh bangunan.

Untuk mencapai kenyamanan thermal maupun visual dalam bangunan, kondisi lingkungan internal (temperatur, kelembaban, tingkat iluminasi) dapat diatur tanpa ataupun dengan menggunakan peralatan teknologi mekanikal elektrikal yang menggunakan energi dari sumber yang tidak dapat diperbarui.

Bangunan berkelanjutan adalah bangunan yang menggunakan metode konstruksi yang berkelanjutan dan menggunakan material/bahan bangunan yang memprioritasnkan kualitas lingkungan, vitalitsa ekonomi dan keuntungan sosial melalui perancangan bangunan, operasional bangunan, perawatan dan dekonstruksi lingkungan pada lokasi dimana dilakuakn pembangunan (lingkungan binaan).

Seperti juga pembangunan berkelanjutan yang melihat konsep berkelanjutan dari 3 aspek utama yaitu (1) kemajuan sosial, (2) pertumbuhan ekonomi dan (3) keseimbangan ekologi, maka arsitektur berkelanjutan pun tidak dapat lepas dari aspek-aspek tersebut.


Pembangunan berkelanjutan memerlukan proses integrasi ekonomi dan ekologi mlalui upaya perumusan paradigma dalam mengelol sumber daya seoptimal mungkin.
Pada tahun 1983, PBB membentuk Komisi Brundtland diketuai oleh Harlem Brundtland.Komisi Brundtland adalah sebutan bagi Komisi Dunia untuk Lingkungan dan Perubahan (World Commission of Environment and Development – WCED). Komisi ini memfokuskan kajian pada 8 area analisis yaitu perspektif tentang kependudukan, lingkungan dan pembangunan berkelanjutan; energi; industri; keamanan pangan, pertanian, kehutanan, lingkungan dan pembangunan; pemukiman manusia; hubungan ekonomi internasional; sistem pendukung untuk pengelolaan lingkungan; dan kerjasama internasional.
Dua hal penting dalam konsep berkelanjutan ini yaitu kebutuhan (needs) dan generasi pendatang (future generation) sehingga dalam pembangunan berkelanjutan perlu diperhatikan :
  • Konsep kebutuhan (the concept of needs). Menciptakan kondisi yang menjaga tepenuhinya kebutuhan hidup yang memadai bagi seluruh masyarakat, dimana kaum miskin sedunia harus diberi proritas utama.
  • Konsep keterbatasan (the concept of limits). Memperhatikan dan menjaga kapasitas lingkungan untuk memenuhi kebutuhan saat ini dan akan datang.
Terdapat empat syarat yang harus dipenuhi bagi suatu proses pembangunan yang berkelanjutan, yaitu :
  1. Menempatkan suatu kegiatan dan proyek pembangunan pada lokasi yang secara ekologis benar.
  2. Pemanfaatkan sumber daya terbarukan (renewable resourse) tidak boleh melebihi potensi lestarinya serta upaya mencari pengganti bagi sumber daya tak tebarukan.
  3. Pembuangan limbah industri dan rumah tangga tidak boleh melebihi kapasitas asimilasi pencemaran.
  4. Perubahan fungsi ekologis tidak boleh melebihi kapasitas daya dukung lingkungan (carryng capacity).  


Efisiensi dalam arsitektur berkelanjutan:
  1. Efisiensi penggunaan energi
  • Memanfaatkan sinar matahari
  • Memanfaatkan penghawaan alami
  • Memanfaatkan air hujan
  • Konsep efisiensi penggunaan energi seperti pencahayaan
     2.  Efisiensi penggunaan lahan
  • Menggunakan lahan dengan efisien
  • Potensi hijau tumbuhan dalam lahan
  • Menghargai kehadiran tanaman yang ada di lahan
  • Desain terbuka dengan ruang-ruang yang terbuka ke taman
  • Dalam perencanaan desain, pertimbangkan berbagai hal
     3.Efisiensi penggunaan material
  • Memanfaatkan material sisa untuk digunakan dalam pembangunan
  • Memanfaatkan material bekas bangunan atau komponen lama yang masih bisa digunakan
  • Menggunakan material yang masih berlimpah
  • Penggunaan teknologi dan material terbarukan
  • Memanfaatkan potensi terbarukan seperti energi angin, cahaya matahari dan ir
  • Memanfaatkan material baru melalui penemuan baru yang secara global
     4.Manajemen limbah
  • Membuat sistem dekomposisi limbah organik
  • Membuat sistem pengolahan limbah domestik
  • Penyumbang kerusakan lingkungan alam terbesar adalah sektor konstruksi yang secara Global mengonsumsi 50% sumber daya alam,40% energi dan 16% air. Konstruksi juga Menyumbangkan emisi CO2 terbanyak yaitu45% (Akmal, 2007).




KONSEP ARSITEKTUR BERKELANJUTAN 

   
  1. Bangunan Hemat Energi
Bangunan hemat energi dalam dunia arsitektur adalah meninimalkan penggunaan energi tanpa membatasi atau merubah fungsi bangunan, kenyamanan, maupun produktivitas penghuninya. Hemat energi adalah suatu kondisi dimana energi dikonsumsi secara hemat atau minimal tanpa harus mengorbankan kenyamanan fisik manusia. Konsep bangunan hemat energi terdiri dari beberapa komponen, yakni sebagai berikut:
  • Meminimalkan perolehan panas matahari
  • Orientasi bangunan utara-selatan
  • Organisasi ruang : Aktivitas terdapat pada ruang utama yang diletakkan di tengah bangunan, diapit oleh ruang-ruang penunjang atau service di sisi Timur-Barat.
  • Memaksimalkan pelepasan panas bangunan kemudian menghindari radiasi matahari masuk ke dalam bangunan.
  • Memanfaatkan radiasi matahari secara tidak langsung untuk menerangi ruang dalam bangunan.
  • Mengoptimalkan ventilasi silang untuk bangunan non-AC.
  • Hindari pemanasan permukaan tanah sekitar bangunan
    2. Efisiensi Penggunaan Lahan
  • Lahan yang semakin sempit, mahal dan berharga tidak harus digunakan seluruhnya untuk bangunan, karena sebaiknya selalu adalahan hijau dan penunjang keberlanjutan potensilahan.
  • Menggunakan seperlunya lahan yang ada, tidak semua lahan harus dijadikan bangunan, atau ditutupi dengan bangunan, karena dengan demikian lahan yang ada tidak memiliki cukup laha nhijau dan taman. Menggunakan lahan secara efisien, kompak dan terpadu.
  • Potensi hijau tumbuhan dalam lahan dapat digantikan atau dimaksimalkan dengan berbagai inovasi, misalnya pembuatan atap diatas bangunan.
  • Menghargai kehadiran tanaman yangada di lahan, dengan tidak mudah menebang pohon-pohon, sehingga tumbuhan yang ada dapat menjadi bagian untuk berbagi dengan bangunan.
  • Desain terbuka dengan ruang-ruang yang terbuka ke taman (sesuai dengan fleksibilitas buka-tutup yang direncanakan sebelumnya) dapat menjadi inovasi untuk mengintegrasikan luar dan dalam bangunan, memberikan fleksibilitas ruang yang lebih besar.
  • Dalam perencanaan desain, pertimbangkan berbagai hal yang dapat menjadi tolak ukur dalam menggunakan berbagai potensi lahan, misalnya; berapa luas dan banyak ruang yang diperlukan.
  • Dimana letak lahan (di kota atau di desa) dan bagaimana konsekuensinya terhadap desain, bentuk site dan pengaruhnya terhadap desain ruang-ruang, berapa banyak potensi cahaya dan penghawaan alami yang dapat digunakan.
    3. Efisiensi Penggunaan Material
  • Memanfaatkan material sisa untuk digunakan juga dalam pembangunan, sehingga tidak membuang material, misalnya kayu sisa bekisting dapat digunakan untuk bagian lain bangunan.
  • Memanfaatkan material bekas untuk bangunan, komponen lama yang masih bisa digunakan, misalnya sisa bongkaran bangunan lama.
  • Menggunakan material yang masih berlimpah maupun yang jarang ditemui dengan sebaik-baiknya, terutama untuk material yang semakin jarang seperti kayu.

    4.Penggunaan Teknologi dan Material
  • Memanfaatkan potensi energi terbarukan seperti energi angin, cahaya matahari dan air untuk menghasilkan energi listrik domestik untuk rumah tangga dan bangunan lain secara independen. Memanfaatkan material baru melalui penemuan baru yang secara global dapat membuka kesempatan menggunakan material terbarukan yang cepat diproduksi, murah dan terbuka terhadap inovasi, misalnya bambu.




KONSEP RUMAH HEMAT ENERGI 

OSLO, (PRLM).- Bangunan beratap miring ini dirancang oleh Research Centre on Zero Emission Buildings dari Norwegia dan perusahaan arsitektur Snøhetta, rumah ramah lingkungan (ecohome) yang mampu menghasilkan tiga kali lebih banyak energi daripada yang dibutuhkan.

Dibangun di Larvick, Norwegia, sebuah purwarupa dari rumah masa depan, memiliki atap seluas 150 meter persegi yang ditutupi panel surya untuk menghasilkan listrik.

Atap ini dimiringkan tepat pada 19 derajat menghadap ke arah tenggara untuk memastikan dapat menangkap sinar matahari sebanyak mungkin dan juga menggabungkan panel surya termal untuk memanaskan air dan pengumpul air hujan untuk kebutuhan toilet dan kebun.

Jendela juga dirancang untuk menangkap sinar matahari sebanyak mungkin untuk membantu menjaga rumah tetap hangat.

Para desainer mengklaim bahwa rumah ini menghasilkan 19.200 kWh listrik dari panel surya setiap tahunnya, sedangkan kolektor surya yang digunakan untuk memanaskan air mengumpulkan lebih 4.000 kWh per tahun. Secara total menghasilkan energi yang cukup untuk merebus ketel 185.600 kali.





KONSEP RUMAH SEHAT 

Rumah yang baik dibuat dengan memperhatikan berbagai komponen penting yang mempengaruhi sebuah rumah. Beberapa unsur penting seperti pencahayaan, tata ruang, konsep pintu, jendela, dan ventilasi, sumber air, konsep sanitasi (sampah, limbah rumah tangga, kamar mandi, WC) dll. harus diperhatikan untuk menciptakan rumah dengan kriteria sehat.

Jendela dan ventilasi adalah bagian yang sangat penting untuk menciptakan rumah yang sehat. Jendela dan ventilasi mengatur tata pencahayaan dan mengatur keluar masuknya udara. Arah datangnya cahaya matahari harus diperhatikan untuk mengatur panas dan cahaya yang masuk kedalam rumah. Ventilasi disesuaikan dengan ukuran ruangan yang ada. Semakin besar ukuran jendela dan ventilasi akan memperbesar penghilangan panas dan masuknya udara.

Pengaturan ruang juga menjadi hal pokok dalam pembuatan rumah sehat. Letak ruang tamu, kamar tidur, dapur, dan kamar mandi harus diperhatikan. Peletakan kamar mandi yang berdekatan dengan ruang makan harus dihindari. Jika tidak memungkinkan untuk meletakkan kamar mandi bersebrangan dengan ruang makan (karena areal lahan pembuatan rumah yang minim), maka pengaturan ventilasi kamar mandi harus dibuat sebaik mungkin. Sirkulasi udara harus langsung dari luar rumah artinya, ventilasi berbatasan dengan lingkungan luar rumah.

Pembuatan rumah yang sehat harus memperhatikan kondisi geografis areal yang akan dibuat rumah. ketersediaan air bersih harus diperhatikan. Selain itu rumah sehat juga harus memperhatikan sanitasi. Letak pembuangan sampah harus diperhatikan, sebaiknya sejauh mungkin dari rumah dan tidak mengganggu kenyamanan kita. WC dan pembuangan limbah rumah tangga harus dibuat dengan baik agar tidak mencemari lingkungan. Selain itu hal penting yang perlu diingat adalah jarak dengan sumur atau sumber air minimal 10 m. mengapa demikian? hal ini dikarenakan zat-zat kimia dan organisme mikroskopik biasanya masih banyak terdapat disekitar penampungan WC dan pembuangan limbah rumah tangga.

Rumah sehat juga harus memperhatikan faktor biologi lingkungan sekitar rumah. Sebaiknya tanam beberapa pohon yang perakarannya tidak merusak bangunan sebagai penyedia kebutuhan oksigen dirumah kita. Selain itu dengan menanam pohon lingkungan rumah juga menjadi asri, teduh.






KONSTRUKSI ARSITEKTUR BERKELANJUTAN 

Bangunan hijau (juga dikenal sebagai konstruksi hijau atau bangunan berkelanjutan) mengarah pada struktur dan pemakaian proses yang bertanggung jawab terhadap lingkungan dan hemat sumber daya sepanjang siklus hidup bangunan tersebut, mulai dari pemilihan tempat sampai desain, konstruksi, operasi, perawatan, renovasi, dan peruntuhan. Praktik ini memperluas dan melengkapi desain bangunan klasik dalam hal ekonomi, utilitas, durabilitas, dan kenyamanan.

Meski teknologi baru terus dikembangkan untuk melengkapi praktik penciptaan struktur hijau saat ini, tujuan utamanya adalah bahwa bangunan hijau dirancang untuk mengurangi dampak lingkungan bangunan terhadap kesehatan manusia dan lingkungan alami dengan:

Menggunakan energi, air, dan sumber daya lain secara efisien
Melindungi kesehatan penghuni dan meningkatkan produktivitas karyawan
Mengurangi limbah, polusi dan degradasi lingkungan
Ada konsep sejenis bernama bangunan alami yang biasanya berukuran lebih kecil dan cenderung fokus pada penggunaan bahan alami yang tersedia di daerah sekitarnya. Konsep yang lain yaitu desain berkelanjutan dan arsitektur hijau. Keberlanjutan dapat diartikan sebagai memenuhi kebutuhan generasi saat ini tanpa mengurangi kemampuan generasi masa depan memenuhi kebutuhan mereka.Bangunan hijau tidak secara khusus menangani masalah pembaharuan rumah yang sudah ada.

Laporan U.S. General Services Administration tahun 2009 menemukan 12 bangunan yang dirancang secara berkelanjutan membutuhkan biaya yang lebih sedikit untuk beroperasi dan memiliki performa energi yang sangat baik. Selain itu, penghuni lebih puas dengan keseluruhan bangunan ini dibandingkan dengan di bangunan komersial biasa.


Konsep Strategi Desain Berkelanjutan UIA dapat dijabarkan kedalam 9 point;

  • Dimulai dengan tahap awal pekerjaan proyek yang melibatkan seluruh pihak : klien, desainer, insinyur, pemerintah, kontraktor, pemilik, pengguna, dan komunitas;
  • Analisa dan Manajemen seluruhnya dari Daur Hidup Bangunan, yaitu mengintegrasikan semua aspek dalam konstruksi dan penggunaan dimasa depan;
  • Optimalisasi desain yang efisien, energi terbarukan, teknologi modern dan ramah lingkungan harus menjadi satu kesatuan;
  • Kesadaran bahwa proyek arsitektur dan konstruksi tersebut merupakan sistem interaktif yang kompleks dan terkait pada lingkungan sekitar yang lebih luas yang bisa mencakup warisan sejarah, kebudayaan, dan sosial masyarakat;  Penerapan “material bangunan yang sehat”, yaitu untuk menciptakan bangunan yang sehat, tata guna lahan yang seimbang, kesan estetik dan inspiratif, serta memberikan keyakinan ke masyarakat;
  • Upaya untuk mengurangi “carbon imprint”, mengurangi penggunaan material berbahaya yang berdampak terhadap aktivitas pengguna;
  • Upaya untuk meningkatkan kualitas hidup, kesetaraan baik lokal maupun global, memajukan kesejahteraan ekonomi, serta menyediakan kesempatan-kesempatan untuk kegiatan bersama masyarakat;
  • Populasi urban tergantung pada sistem desa-kota yang terintergrasi, saling terkait untuk keberlangsungan hidup seperti fasilitas publik (air, udara, rumah, pendidikan, kesehatan, kebudayaan, dll;
  • Mendukung pernyataan UNESCO mengenai keberagaman budaya umat manusia sebagai sumber pertukaran, penemuan, kreativitas yang sangat diperlukan oleh manusia.
  • Selanjutnya, konsep-konsep di atas dapat diterjemahkan bahwa pendekatan “Sustainable Architecture” perlu diterapkan secara menyeluruh dengan melihat seluruh daur hidup dari bangunan tersebut. Dan penerapannya harus secara komprehensif dari maerial, dan penghijauan lingkungan. (Dari berbagai sumber oleh: Iden Wildensyah)

Bangunan Ramah Lingkungan
Anda tentu saja sering mendengar kata bangunan, namun arti dari bangunan sendiri bagaimana?
Menurut beberapa ahli, yang dimaksudkan dengan pengertian bangunan adalah wujud nyata dan berupa fisik dari sebuah hasil pekerjaan konstruksi yang menjadi satu dengan lokasi pendirian bangunan, seluruhnya, sebagian, berada di atas/dalam tanah/air, berfungsi sebagai hunian tinggal atau pun sebagai tempat berkumpul dan beraktivitas manusia.
Sedangkan pengertian dari bangunan hijau adalah bangunan yang aspek pembangunannya memperhatikan kelestarian sumber daya alam, manusia serta bumi dan segala isinya, baik pada perawatan, pemeliharaan, serta menjaga kesehatan penghuni yang semuanya berdasarkan pada kehidupan yang mencintai bumi.
Bangunan hijau identik dengan gaya hidup green yang mewaspadai segala bentuk pencemaran dan aktivitas yang dapat merugikan alam serta membawa dampak yang negatif pada alam. Suatu bangunan akan dapat disebut sebagai bangunan hijau jika telah memenuhi rangkaian evaluasi pada sistem sertifikasi bangunan hijau. Rangkaian evaluasi dan tolak ukur yang dipakai adalah sistem rating.

Rumah ini
Rumah berteknologi tinggi karya Philippe Stark dan Konstruksi Riko ini memiliki mengusung tema P.A.T.H (Prefabricated Accessible Technological Homes). Kelebihan dari rumah ini adalah menggunakan energi matahari sebagai pengganti matahari yang menggunakan pelat solar. Selain itu, kombinasi kaca dan kayu dapat membantu sirkulasi udara yang baik. Ditambah taman pada atap rumah yang dapat membantu menghasilkan oksigen juga menambah hijau dan asri rumah (source: gizmag.com)


BANGUNAN RAMAH LINGKUNGAN
Anda tentu saja sering mendengar kata bangunan, namun arti dari bangunan sendiri bagaimana?
Menurut beberapa ahli, yang dimaksudkan dengan pengertian bangunan adalah wujud nyata dan berupa fisik dari sebuah hasil pekerjaan konstruksi yang menjadi satu dengan lokasi pendirian bangunan, seluruhnya, sebagian, berada di atas/dalam tanah/air, berfungsi sebagai hunian tinggal atau pun sebagai tempat berkumpul dan beraktivitas manusia.
Sedangkan pengertian dari bangunan hijau adalah bangunan yang aspek pembangunannya memperhatikan kelestarian sumber daya alam, manusia serta bumi dan segala isinya, baik pada perawatan, pemeliharaan, serta menjaga kesehatan penghuni yang semuanya berdasarkan pada kehidupan yang mencintai bumi.
Bangunan hijau identik dengan gaya hidup green yang mewaspadai segala bentuk pencemaran dan aktivitas yang dapat merugikan alam serta membawa dampak yang negatif pada alam. Suatu bangunan akan dapat disebut sebagai bangunan hijau jika telah memenuhi rangkaian evaluasi pada sistem sertifikasi bangunan hijau. Rangkaian evaluasi dan tolak ukur yang dipakai adalah sistem rating.
Contoh Bangunan Ramah Lingkungan
RumahCom – Arsitektur sebuah bangunan tidak hanya mengedepankan estetika, tetapi juga efisiensi dan fungsi. Saat ini, tren desain arsitektur banyak difokuskan pada efisiensi energi dan tingkat ramah lingkungan.
Tren desain arsitektur yang mengutamakan efisiensi energi dan tingkat ramah lingkungan semakin menjamur berkat perkembangan teknologi material bangunan yang ramah lingkungan.
Di Inggris misalnya, sudah terdapat bangunan yang bisa mengatur temperatur dalam dan luar ruangan tanpa harus menggunakan pendingin atau pemanas ruangan elektrik. Sementara di Jerman, sebuah rumah didesain agar mudah dibongkar dan didaur ulang kembali.
Teknologi bangunan ramah lingkungan tidak berhenti sampai di situ, gedung perusahaan media The New York Times pun didesain dapat menyesuaikan pergerakan sinar matahari. Atau seperti museum di Milwaukee-AS dapat mengubah bentuk sesuai kebutuhan.
Berikut ini 10 daftar bangunan tercanggih di dunia yang ramah lingkungan:
1. The Milwaukee Art Museum Quadracci Pavilion, Amerika Serikat
Museum yang ada di
Museum di Milkwaukee memiliki keunikan pada sayap yang dapat membuka dan menutup mengikuti arah sinar matahari. Dengan menjaga suhu ruangan tetap rendah, penggunaan pendingin ruangan berenergi listrik pun dapat dikurangi. Bangunan cantik ini adalah karya arsitek asal Spanyol bernama Santiago Calatrava (source: forbes.com).
2. Eden Project, Inggris
Eden Project ini merupakan bangunan di Inggris yang dapat menyesuaikan
Eden Project di Inggris ini memiliki atap seperti bantal terbuat dari Ethylene-Tetra-Fluoro-Ethylene (ETFE). Penutup atapnya dapat mengembang dan menyusut sesuai kebutuhan, untuk menjaga insulasi di dalam bangunan.(source: forbes.com)
3. Kantor pusat SAP, Amerika Serikat
Gedung ini merupakan kantor pusat Perusahaan SAP di Amerika Serikat. Keunikan dari gedung ini adalah sensor yang berfungsi sebagai pencahayaan dalam ruangan. Jadi, lampu sudah diperlukan untuk gedung ini (source: technical.ly)
Gedung ini merupakan kantor pusat Perusahaan SAP di Amerika Serikat. Keunikan dari gedung ini adalah sensor otomatis untuk menentukan kebutuhan di dalam ruangan. Jadi, penggunaan lampu dipastikan sesuai dengan kebutuhan. (source: technical.ly)
3. Rumah R128, Jerman
Rumah yang biasa disebut sebagai rumah R
Rumah R128 yang ada di Jerman ini merupakan rumah dengan teknologi mutakhir, mudah dibongkar dan bisa didaur ulang secara 100 persen.(source: forbes.com)
4. Gedung perkantoran media The New York Times, AS
Bangunan ini didesain mengikuti
Bangunan ini memiliki semacam roller blind atau krey raksasa, yang membuka dan menutup sesuai pergerakan sinar matahari. Fitur ini bisa mengurangi intensitas gelombang panas matahari yang masuk ke dalam ruangan.(source: shildan.com)
5. Sekolah Chartwell, AS
Gedung Chartwell School yang ada di California, Amerika Serikat ini
Gedung Chartwell School yang ada di California, Amerika Serikat ini memiliki kemampuan untuk mengembunkan kabut dan menampung  air hujan. Air yang terkumpul kemudian dimanfaatkan untuk kegiatan murid, irigasi, dan menyiram toilet.(source: ehdd.com)
6. Rumah Limbah, Inggris
Rumah ini dibuat dari limbah antara lain, 20.000 sikat gigi, 4.000 case dvd, 2.000 disket, dan 2.000 karpet bekas (source: gizmag.com)
Rumah ini dibuat dari limbah antara lain, 20.000 sikat gigi, 4.000 case dvd, 2.000 disket, dan 2.000 karpet bekas (source: gizmag.com)
7. Rumah Jatuh, di California-Amerika Serikat
Rumah ini masuk ke dalam kategori rumah berteknologi tinggi sebab dilihat dari material bangunan seperti kaca yang dapat menghemat energi, dilengkapi ventilasi yang dapat membuka secara otomatis. Sehingga dapat membantu pertukaran udara.
Rumah ini masuk ke dalam kategori rumah berteknologi tinggi sebab dilihat dari material bangunan seperti kaca yang dapat menghemat energi, dilengkapi ventilasi yang dapat membuka secara otomatis. Sehingga dapat membantu pertukaran udara (source: gizmag.com)
8. Rumah Bambu, Vietnam
Rumah bambu ini
Rumah bambu ini masuk ke dalam rumah berteknologi mutakhir sebab, dilihat dari teknologi untuk merekatkan setiap bambu yang menjadi bahan dasar pondasi bangunan. Luas rumah ini sebesar 44m2. Selain bambu, dibutuhkan material lain seperti papan fiber, daun kelapa. Harga pembuatan rumah hanya USD 2.500 atau setara dengan Rp32,9 juta (source: gizmag.com)
9. Slip House, London-Inggris
Rumah yang memiliki nama "Slip House" ini berlokasi di London, Inggris. Hasil karya dari Carl Turner Architecture ini memiliki keunggulan yaitu ramah lingkungan. Dilenkapi dengan tank penampung air hujan, panel solar sebagai pengumpul energi matahari, ventilasi mekanik sehingga membutuhkan sedikit energi dan berkelanjutan. Sebab dapat menghemat 1,2 ton CO2 per tahun (source: homedsgn.com)
Rumah yang memiliki nama “Slip House” ini berlokasi di London, Inggris. Hasil karya dari Carl Turner Architecture ini memiliki keunggulan yaitu ramah lingkungan. Dilenkapi dengan tank penampung air hujan, panel solar sebagai pengumpul energi matahari, ventilasi mekanik sehingga membutuhkan sedikit energi dan berkelanjutan. Sebab dapat menghemat 1,2 ton CO2 per tahun (source: homedsgn.com)
10.P.A.T.H House, Paris-Prancis
Rumah ini
Rumah berteknologi tinggi karya Philippe Stark dan Konstruksi Riko ini memiliki mengusung tema P.A.T.H (Prefabricated Accessible Technological Homes). Kelebihan dari rumah ini adalah menggunakan energi matahari sebagai pengganti matahari yang menggunakan pelat solar. Selain itu, kombinasi kaca dan kayu dapat membantu sirkulasi udara yang baik. Ditambah taman pada atap rumah yang dapat membantu menghasilkan oksigen juga menambah hijau dan asri rumah (source: gizmag.com)

KOTA BERWAWASAN LINGKUNGAN
A. PEMBUKAAN
Pembangunan pada hakikatnya ialah mengubah keseimbangan baru, yang
dianggap lebih baik untuk kehidupan manusia dan merupakan suatu proses multi
dimensi yang melibatkan segala sumber daya yang ada dalam rangka usaha
meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat, yang dilakukan secara
berkelanjutan serta berlandaskan kemampuan yang mengacu pada ilmu pengetahuan
dan teknologi, namun tetap memperhatikan permasalahan yang ada serta sistem
pembangunan yang tetap memperhatikan lingkungan hidup termasuk sumber daya
alam yang menjadi sarana untuk mencapai keberhasilan pembangunan dan jaminan
bagi kesejahteraan hidup di masa depan.
Perkembangan suatu kota pada hakekatnya disebabkan oleh dua variabel
determinan, yaitu : pertama karena adanya pertambahan penduduk baik secara
alamiah maupun migrasi. Kedua karena adanya perubahan dan perkembangan
kegiatan usahanya yang disebabkan oleh terjadinya perubahan pola sosial ekonomi
Pembangunan yang berwawasan lingkungan adalah upaya sadar dan berencana menggunakan dan mengelola sumber daya secara bijaksana dalam pembangunan yang terencana dan berkesinambungan untuk meningkatkan mutu hidup. Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana merupakan tujuan utama pengelolaan lingkungan hidup.
1)      Pengertian Dampak Terhadap Lingkungan
Suatu kegiatan proyek akan mempengaruhi kondisi lingkungan dan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungannya, dampak yang ditimbulkan oleh kegiatan proyek ini dapat terjadi pada masa konstruksi maupun masa operasi proyek dan dapat berupa dampak positif maupun negatif bagi lingkungannya.
2)      Komponen-Komponen Lingkungan
Diantara komponen-komponen lingkungan yang penting, adalah
  1. a)      Biologi, mencakup sub-komponen:
o       Jenis flora fauna darat (vegetasi dan satwa)
o       Jenis flora fauna perairan (plankton & bentos)
  1. b)      Geofisik, mencakup sub-komponen:
o       Lklim
o       Fisiografi
o       Hidrologi
  1. c)      Kimia, mencakup sub-komponen:
o       Kualitas udara
o       Kualitas air
  1. d)      Sosial Budaya dan Kemasyarakatan, dijabarkan:
o       Demografi industri dan kependudukan
o       Sosial ekonomi
  • Sosial budaya
Implementasi pembangunan berwawasan lingkungan adalah dengan reboisasi, menanam seribu pohon dan gerakan bersih lingkungan tampaknya mengalami kendala yang berarti. Artinya, tidak seimbangnya antara yang ditanam dan yang dieksploitasi menjadi salah satu penyebabnya. Peraturan perudang-udangan pun tidak mampu mencegah kerusakan lingkungan ini.
Pembangunan yang berwawasan lingkungan atau pembangunan berkelanjutan memiliki ciri-ciri tertentu, yaitu adanya saling keterkaitan beberapa sektor, antara lain lingkungan dan masyarakat serta kemanfaatan dan pembangunan. Pembangunan akan selalu berkaitan dan saling berinteraksi dengan lingkungan hidup. Interaksi tersebut dapat bersifat positif atau negatif. Pengetahuan dan informasi tentang berbagai interaksi tersebut sangat diperlukan dalam pembangunan berwawasan lingkungan.
Adapun ciri-ciri pembangunan berwawasan lingkungan antara lain :
  1. Menjamin pemerataan dan keadilan.
  2. Menghargai keanekaragaman hayati.
  3. Menggunakan pendekatan integratif.
  4. Menggunakan pandangan jangka panjang.
pembangunan berwawasan lingkungan sangat diperlukan mengingat daya dukung alam ternyata semakin tidak seimbang dengan laju tuntutan perkembangan pemenuhan kebutuhan hidup. Namun perkembangan yang dicapai manusia karena majunya derap pembangunan itu membawa dampak negatif bagi lingkungan yakni rusaknya lingkungan karena pembangunan yang lebih cenderung berorientasi ekonomis. Terlaksananya pembangunan berwawasan lingkungan dan terkendalinya pemanfaatan sumber daya alam secara bijaksana merupakan tujuan utama pengelolaan lingkungan hidup. Dengan pembangunan yang terus menerus diharapkan kita tetap mempertahankan aspek-aspek pemeliharaan dan pelestarian lingkungan sehingga akan tercipta Ruang Terbuka Hijau Hijau yang ideal yaitu sekitar 40% dari luas wilayah. Contoh dari pembangunan berwawasan lingkungan misalnya di Unnes sendiri terdapat salah satu pilar konservasi yaitu Green Architecture (arsitektur hijau).
B. PENJABARAN
Contoh-contoh Kota berwawasan Lingkungan
1. BOGOR
Didalam rencana Detail Tata Ruang (RDTR), umumnya setiap kecamatan telah mempunyai arahan tentang besaran Koefisien Dasar Bangunan (KDB), Koefisien Lantai Bangunan (KLB) dan Ketinggian Maksimum Bangunan. Untuk lebih mengarahkan pembangunan agar tetap berwawasan lingkungan, maka perlu pengaturan Koefisien Dasar Hijau (KDH). Pengaturan KDH adalah untuk mengendalikan pembangunan pada lahan private dan arahan ini dimaksudkan agar kota tetap mencerminkan karakter alamnya (basic landscape unit).
Didalam pengaturan Koefisien Dasar Hijau yang bersifat pembangunan privat ini, arahan untuk setiap kecamatan biasanya dibagi menjadi beberapa jenis peruntukan, yaitu: Kavling Rumah Tinggal; Kawasan Perumahan; Kawasan Perdagangan, Jasa dan Komersial; Kavling Industri dan Kawasan Industri.
Untuk mencapai pembangunan kota yang berwawasan lingkungan maka diperlukan rencana pembangunan ruang terbuka hijau kota yang terpadu dan terintegrasi dengan rencana tata ruang kota yang ada. Rencana pembangunan RTH didasarkan pada klasifikasi dan jenis RTH kota yang telah ditetapkan. Disamping itu untuk besaran atau luasan rencana pembangunan RTH untuk masing-masing jenis RTH perlu di diketahui juga kondisi eksisting masing-masing jenis RTH yang ada pada saat ini.
Sebagai contoh, kota Bogor saat ini telah memiliki RTH Kebun Raya dengan luas 72,12 Ha (0,61%), dalam rencana pembangunan RTH tidak ada penambahan luasan, sehingga untuk Kebun Raya luasan RTHnya tetap. Demikian pula Hutan Kota yang ada tidak ada penambahan luasan, tetapi perlu peningkatan kualitas RTHnya. Sedangkan untuk Jalur Hijau Jalan, saat ini luasan hijaunya 138,30 Ha (1,17%) dalam rencana sampai tahun 2025 ditargetkan menjadi 699,42 Ha (5,90%).
Demikian pula Jalur Hijau SUTT kondisi saat ini luasan yang ada 14,36 Ha (0,12%) dalam rencana pembangunan RTH ditargetkan menjadi 249,43 Ha (2,10%). Untuk meningkatkan kualitas visual maupun ekologi kota maka perlu penambahan luasan RTH Pertamanan Kota Bogor, yang semula 89,86 Ha (1,29%) menjadi 242,93 Ha (2,05%).
Jalur hijau sungai yang seharusnya menjadi kawasan lindung saat ini telah banyak diokupasi menjadi pemukiman dan fungsi bangunan lainnya. Oleh karena itu didalam pembangunan RTH perlu mengembalikan fungsi jalur hijau sungai sebagai daerah alami untuk mendukung ekosistem kota. Luasan jalur hijau sungai yang saat ini 181,79 Ha (1,53%) dalam rencana ditargetkan menjadi 832,46 Ha (7,02%).
Ruang terbuka hijau yang akan banyak berkurang karena adanya pembangunan kota adalah Kawasan Hijau Kota, yang saat ini masih berupa tegalan, kebun dan bentuk pertanian kota lainnya.
Kawasan hijau kota sebagian besar dimiliki oleh masyarakat dan swasta. Perubahan kawasan hijau kota menjadi kawasan terbangun tetap harus dikendalikan agar target RTH kota tetap dapat tercapai. Pengendalian RTH kota diatur dalam Peraturan Pemerintah Daerah dengan menerapkan besaran Koefisien Dasar Hijau (KDH) dalam memperoleh Ijin Membangun Bangunan (IMB).
2. JAYAPURA
Perencanaan pembangunan yang dilaksanakan di Kota Jayapura, haruslah yang berwawasan lingkungan walaupun pada kenyataannya lingkungan hidup di Kota Jayapura masih jauh dari harapan. Ideal dari pemanfaatan lingkungan hidup untuk kehidupan di bumi ini haruslah memperhatikan pemeliharaan dan kelestarian lingkungan sehingga dari tindakan tersebutlah, kita dapat mewariskan sumberdaya alam kepada generasi yang akan datang.
Program-program yang telah dilaksanakan oleh pemerintah kota dalam menghijaukan Kota Jayapura haruslah konsisten dan berkesinambungan antara program satu dengan program yang lainnya. Sehingga dari usaha yang dilakukan terciptalah pembangunan Kota Jayapura yang berkelanjutan. Setiap program yang telah dicanangkan dan direncanakan haruslah sesuai dengan konsep pembangunan yang mempunyai tujuan; a). dapat tercapainya keselarasan, keserasian dan kesimbangan antara manusia dan lingkungan hidup. b). dapat terwujud sumberdaya manusia Kota Jayapura sebagai insan lingkungan hidup yang memiliki sikap dan tindakan melindungi serta membina lingkungan hidup. c). dapat menjamin kepentingan dari generasi masa kini dan generasi masa yang akan datang, dan d). dapat tercapainya kelestarian fungsi lingkungan hidup.
Kondisi yang terjadi di Kota Jayapura adalah meningkatnya jumlah penduduk menyebabkan peningkatan berbagai kebutuhan, mulai dari pangan, sandang, maupun pemukiman. Sehingga dibutuhkan juga sumber daya alam lainnya seperti tanah, air, energi, mineral, dan lainnya yang diambil dari persediaan sumber daya alam di wilayah Kota Jayapura. Semula kehidupan manusia di bumi dikuasai oleh alam, namun dengan munculnya etika Barat lahirlah sistem nilai yang hakikatnya memandang bahwa manusialah yang menguasai dan menjadi pusat (antroposentris).Persoalan yang mendasar adalah telah terjadi kegiatan eksploitasi sumber daya alam yang berlebihan sehingga menyebabkan kerusakan-kerusakan serta menipisnya sumber daya alam, bahkan sisa-sisa pengolahan berbagai barang akhirnya menimbulkan bencana bagi kehidupan manusia. Dari kegiatan tersebut dapat kita rasakan akibatnya dimana terjadi bencana lingkungan akibat pencemaran dan kerusakan sumber daya alam seperti, banjir di wilayah Pasar Youtefa setelah meluapnya air di berbagai sungai yang bermuara pada Teluk Youtefa karena banyaknya sampah rumah tangga yang memenuhi sungai-sungai tersebut.
Apabila setiap pemanfaatan lingkungan hidup sesuai dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan maka lingkungan hidup akan selalu terjaga dan dapat dipergunakan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat saat ini dan di masa yang akan datang. Beberapa pemanfaatan lingkungan hidup sebagai berikut : a).Memelihara hewan dan tumbuhan dengan tetap mempertahankan jenisnya. b). Pengambilan tumbuhan liar untuk kepentingan penjualan dengan cara membudidayakannya. Seperti penemuan berbagai jenis anggota hutan yang dikembangkan melalui perkebunan (tumbuhan Sowang, tumbuhan endemik di kawasan Cagar Alam Pegunungan Cycloops). c). Budidaya tanaman obat-obatan / membuat apotik hidup di sekitar rumah. d). daerah-daerah yang telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai daerah konservasi agar lingkungan hidup tersebut terjaga.
Keseluruhan permasalahan tersebut saling berkaitan dan apabila direnungkan lebih dalam, pada hakikatnya bersumber pada rangkaian dari lima permasalahan pokok, yaitu; 1) Pengembangan dan pemanfaatan sumber daya alam yang semakin terbatas.2). Dinamika kependudukan, yang sejak abad ke-18, grafik kenaikan penduduk dunia sangat tajam.3). Pertumbuhan ekonomi yang tidak merata. 4).Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, yang apabila tidak dilandasi oleh moral, akan mengancam keserasian kehidupan di dunia. Dan 5). Lingkungan hidup yang semakin jelek menyebabkan jaringan interaksi unsur lingkungan tidak berfungsi dengan baik.
Hubungan antara peningkatan jumlah penduduk yang cepat akan berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi. Dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan penduduk, maka sumber daya alam dan lingkungan akan semakin dimanfaatkan. Kegiatan produksi barang non jasa yang dibutuhkan tidak hanya menyebabkan menipisnya sumber daya alam, tetapi juga menyebabkan pencemaran lingkungan. Manusia sebagai individu maupun anggota kelompok suatu masyarakat membutuhkan berbagai hal dalam kehidupannya. Terpenuhinya kebutuhan hidup tersebut menyebabkan timbulnya rasa aman, tenteram, dan percaya diri. Dengan bekerja sama, tidak hanya rasa aman dan percaya diri saja yang ada, tetapi juga harga diri. Tetapi kemampuan seseorang atau kelompok masyarakat untuk berkembang tidak selalu sama, sehingga produktivitasnya juga berbeda. Perbedaan kemampuan mengolah sumber daya alam menyebabkan pendapatan nasional berbeda-beda.
Walaupun pembangunan kita perlukan untuk mengatasi banyak kendala, termasuk masalah lingkungan, namun pengalaman menunjukkan, pembangunan dapat menimbulkan dampak negatif. Beberapa contoh tentang dampak negatif pembangunan antara lain, pertama banyak pembangunan pengembangan sumber daya air telah menimbulkan masalah kesehatan. Masalah itu timbul karena pembangunan tersebut telah menciptakan habitat baru atau memperbaiki habitat yang ada bagi berbagai vektor penyakit, antara lain : banyak jenis nyamuk yang menjadi vektor penyakit malaria, demam berdarah, enchepalis, filariasis, lalat yang menjadi vektor penyakit tidur dan buta (onchociasis), serta siput yang menjadi vektor biltharziasis. Kedua pencemaran udara karena semakin meningkatnya jumlah kendaraan roda dua maupun roda empat, seperti terdapat di kota besar, seperti Jakarta, Bogor, Bandung, Surabaya, dan Medan. Bank Dunia memperkirakan untuk Jakarta saja pencemaran udara telah menyebabkan kerugian terhadap kesehatan yang untuk tahun 2013 diperkirakan sebesar US$ 1 milliar. Ketiga, pencemaran oleh limbah industri makin banyak diberikan di banyak daerah. Kerusakan tata guna lahan dan tata air seperti yang terjadi di daerah Puncak dan Lembang Provinsi Jawa Barat adalah contoh lain. Karena kerusakan tata guna lahan dan tata air tersebut, laju erosi dan frekuensi banjir meningkat. Di Jakarta dan Bandung banjir sudah rutin mengalami banjir saat musim hujan tiba.
Dengan adanya dampak negatif tersebut, sudah pasti Kota Jayapura akan bernasib sama dengan daerah-daerah tersebut yang tidak memperhatikan faktor lingkungan pada saat melakukan pembangunan, sehingga penting menjadi perhatian Pemerintah dan masyarakatnya. Pada satu pihak kita tidak boleh takut untuk melakukan pembangunan, karena tanpa pembangunan kita akan tertinggal. Di pihak lain kita harus memperhitungkan dampak negatif dan berusaha untuk menekannya menjadi sekecil-kecilnya. Pembangunan itu harus berwawasan lingkungan, yaitu lingkungan diperhatikan sejak mulai pembangunan itu direncanakan sampai pada waktu pelaksanaannya. Pembangunan berkelanjutan (sustainable development) didefinisikan sebagai “pembangunan yang memenuhi kebutuhannya sekarang tanpa mengurangi kemampuan generasi yang akan datang untuk memenuhi kebutuhan mereka”. Pembangunan berkelanjutan mengandung arti, lingkungan dapat mendukung pembangunan dengan terus menerus karena tidak habisnya sumber daya yang menjadi modal pembangunan. Modal itu sebagian berupa modal buatan manusia, seperti ilmu dan teknologi, pabrik, dan prasarana pembangunan. Lingkungan sosial budaya pun merupakan komponen penting yang ikut menentukan pembangunan berkelanjutan, salah satunya ialah kesenjangan. Tergusurnya pemukiman rakyat kecil oleh pembangunan dan hilangnya hak adat dan hak mengolah atas tanah mereka, sedang mereka tidak dapat banyak menikmati hasil pembangunan, merupakan salah satu sebab penting terjadinya kesenjangan yang makin lebar dan kecemburuan sosial yang semakin meningkat sehingga perlu kita waspadai dalam proses pembangunan.

Dikutip dari berbagai sumber

1 komentar:

  1. Artikel yang sangat bermanfaat.

    Untuk informasi seputar arsitektur silahkan kunjungi juga website
    arsimedia.com

    Terimakasih.

    BalasHapus